Rabu, 05 Juni 2019

CerMin



Terlalu Cepat
“Dian.”
Aku menoleh memastikan milik siapa suara familiar itu, ternyata itu Dika, sahabatku yang dari kecil selalu menemani hari-hariku. Kami bersahabat sejak kecil hingga saat ini, berawal dari orangtua kami yang bekerja di tempat yang sama. Dika anaknya lucu dan pinter nyanyi, suaranya selalu berhasil membuatku senyum-senyum seperti orang gila. Tapi dia itu anaknya playboy bangeeet, hampir setiap minggu dia gonta-ganti pacar, amit-amit deh aku punya pacar kayak dia. Tapi aku yakin itu nggak akan terjadi karena kami punya janji nggak bakalan saling suka biar persahabatan ini awet sampai nanti.
Tapi memang ekspetasi tidak selalu sesuai dengan realita. Diakhir semester kita malah saling cinta dan akhirnya jadian.
Aku kira hubungan ini akan bertahan lama mengingat kita sudah lama kenal dan akan lebih mengerti satu sama lain, tapi seperti kataku tadi, ekspetasi tidak selalu sesuai realita. Kami pacaran hanya satu minggu karena Dika ketahuan dekat dengan temen sekelasku, Aku bingung harus apa, di satu sisi aku masih sayang dengannya, tapi disisi lain dia sudah menghianatiku.
Akhirnya di hari ulang tahun Dika aku memutuskan hubungan ini, aku memanggilnya dan berkata “Dik aku tau mungkin ini terlalu cepet, tapi aku nggak mau ngebohongin perasaanku, aku nggak mau bikin hatiku makin sakit, aku nggak nyalahin kamu karna kamu lebih nyaman sama dia.” Dika tampak terkejut dengan apa yang aku katakan. “Kok kamu tau? maaf din, aku nggak ada maksud buat nyakitin perasaan kamu.” kata Dika sambil mengusap air mataku yang deras bercucuran. “Ini bukan salahmu, mungkin kita nggak ditakdirin untuk bersama. Anggap hubungan kita emang cuma sebatas teman.” Kataku sambil berlari meninggalkan Dika yang terus memanggil namaku.
Aku tau ini pasti nyakitin, mutusin orang di hari ulang tahunnya it’s so crazy. But mau gimana lagi, aku udah terlanjur benci sama dia, Dan sekarang aku meyakinkan hati kalau dia hanya mantan bukan teman.






Share: